PERAN KAMPUNG BETWEEN TWO GATES SEBAGAI MODEL KERUKUNAN HIDUP BERMASYARAKAT KOTAGEDE YOGYAKARTA
Main Article Content
Abstract
Perkembangan teknologi yang melanda Indonesia menimbulkan hilangnya nilai dan norma di masyarakat, salah satunya adalah nilai kerukunan. Hilangnya nilai kerukunan ini terlihat dari banyaknya konflik yang timbul di lingkungan masyarakat. Jika tidak segera ditanggulangi, masalah ini akan semakin parah dan dapat menimbulkan konflik dengan sekala yang lebih besar. Sejatinya konsep hidup rukun bermasyarakat telah terdapat dalam berbagai kebudayaan seperti yang terdapat dikampung Between Two Gates, Desa Alun-alun, Purbayan, Kotagede, Yogyakarta yang masih mempertahankan kelestarian dari arsitektur rumah adat Jawa. Tujuan dari penelitian ini, untuk menggali lebih dalam konsep arsitektur rumah adat Jawa di Between Two Gates dan peran dari jalan rukunan yang ada didalamnya dalam membentuk kehidupan rukun bermasyarakat. Dalam penelitian ini kami menggunakan pendekatan kualitatif. Data kami peroleh memalui wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Proses analisis dilakukan menggunakan teknik triangulasi data. Hasilnya, bahwa arsitektur rumah adat Jawa pada dasarnya di bentuk dengan mayoritas ruang untuk umum dan sedikit untuk pribadi. Hal itu dapat dilihat dari joglo yang memiliki ukuran setengah dari keseluruhan rumah jawa difungsikan untuk kepentingan bersosialisasi dengan masyarakat. Sama halnya dengan jalan rukunan, jalan yang sejatinya merupakan bagian dari lahan berbagi ini sengaja di peruntukkan untuk keperluan akses masyarakat sekitar agar terbentuk proses sosialisasi sehingga konflik pun dapat di minilalisasi dan terbentuklah masyarakat yang rukun.